resensi buku
Judul : LA
TAHZAN YANG LALU BIARLAH BERLALU
Penulis : DR.
‘Aidh al-Qarni
Editor :
Samson Rahman
Penerbit : qishty
press
Tebal : 124
halaman
Cetakan :
pertama, September 2005
NARASI
Mengingat
dan mengenang masalalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya
merupakan tindakan bodoh, itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan
tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang
yang berfikir, berkas-berkas masa lalu
akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu
disimpan dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat dengan tali yang kuat, dalam
‘penjara’ pengacuhan selamanya. Atau diletakan di ruang yang gelap yang tak
tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis.
Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, Keresahan tak akan sanggup
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu mengubahnya menjadi terang,
dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah
tidak ada.
DESKRIPSI
Orang yang
berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung,
atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
ARGUMENTASI
Jangan
pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam.
Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan
air sungai ke hulu, matahari ketempatnya terbit, dan air mata ke kelopak mata?
Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah
terjadi padanya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya, adalah kondisi yang
sangat naïf, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.
EXPOSISI
Orang yang
berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang.
Pasalnya,angina akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan,
setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu yang bergerak maju
kedepa., maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan.
PERSUASI
Setiap dini
hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap,
dan arahkan terus tatapan matamu kearah-Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah
bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan
nama-Nya. Dengan begitu hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi
menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut
nama-Nya. Keyakinan akan semakin kokoh. Karena,
(Allah maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya).
Komentar
Posting Komentar